Unperba Gelar Kuliah Umum “Wawasan Kedaulatan Pangan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045”
Purbalingga, 25 November 2025 — Universitas Perwira Purbalingga (Unperba) menyelenggarakan kuliah umum bertema “Wawasan Kedaulatan Pangan Nasional (National Food Sovereignty) Menuju Indonesia Emas 2045”. Acara ini menghadirkan Anton Harri Nugroho, S.E., M.M., perwakilan Astana Mina Mandiri dan Asosiasi Kedaulatan Pangan dan Perikanan, sebagai narasumber utama.
Kegiatan ini menjadi salah satu agenda strategis kampus dalam memperkuat wawasan mahasiswa terkait isu ketahanan dan kedaulatan pangan, yang merupakan pilar penting dalam pembangunan nasional jangka panjang menuju visi Indonesia Emas 2045.
Indonesia sebagai Negeri Agraris yang Strategis
Dalam pemaparannya, Anton menegaskan bahwa Indonesia secara geografis memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar, khususnya dalam sektor pertanian dan perikanan. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya memberi dampak maksimal bagi kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, kedaulatan pangan tidak hanya terkait kemampuan memproduksi pangan, tetapi juga bagaimana negara mengelola tata niaga, rantai pasok, dan melibatkan peran aktif masyarakat tani.
Anton menjelaskan bahwa pembangunan karakter masyarakat pertanian menjadi fondasi penting. Nilai-nilai seperti kerja keras, disiplin, kecintaan terhadap alam, serta integritas dalam tata niaga harus terus diperkuat agar petani dapat menjadi subjek utama pembangunan, bukan sekadar objek.
Tantangan dan Transformasi Tata Niaga Pertanian
Materi presentasi narasumber juga mengulas berbagai tantangan struktural sektor pertanian, antara lain:
-
Keterbatasan penguasaan lahan
-
Ketergantungan pada tengkulak
-
Minimnya penelitian dan inovasi (R&D) berbasis kebutuhan lapangan
-
Lemahnya kelembagaan petani
-
Kurangnya akses pasar yang adil dan transparan
Untuk menjawab tantangan tersebut, Anton memaparkan konsep “Rumah Masyarakat Pertanian” sebagai model penguatan ekosistem pertanian terpadu. Konsep ini menekankan sinergi antara petani, pemerintah, industri, lembaga keuangan, serta lembaga riset dan pendidikan.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya trading house sebagai pusat tata kelola dan tata niaga yang mampu memotong rantai distribusi yang panjang sehingga harga jual di tingkat petani dapat lebih kompetitif.
Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani
Kuliah umum ini juga menekankan pentingnya food sovereignty (kedaulatan pangan) yang berbeda dari sekadar food security (ketahanan pangan). Kedaulatan pangan menempatkan petani sebagai aktor utama, menjamin akses terhadap sarana produksi, memastikan tata niaga yang adil, serta memberikan ruang bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan sesuai potensi lokal.
“Jika sektor pangan kita kuat, maka fondasi Indonesia Emas 2045 akan jauh lebih kokoh. Kesejahteraan masyarakat pertanian adalah kunci masa depan bangsa,” ungkap Anton.

Antusiasme Mahasiswa
Mahasiswa Unperba terlihat antusias mengikuti sesi diskusi, terutama terkait peluang inovasi digital dalam pertanian, strategi pemasaran hasil tani, dan peran generasi muda sebagai technopreneur di sektor pangan.
Pihak kampus berharap kegiatan ini dapat membuka wawasan mahasiswa lintas program studi untuk memahami pentingnya kedaulatan pangan dan menjadi bagian dari transformasi pertanian di Indonesia.
